Jakarta,
eMaritim.com - Periode Januari 2020 harga minyak mentah brent masih dikisaran USD
697,02/ barel dan WTI dikisaran
USD59,80/ barel. Sementara Indonesia Crude Price (ICP) ada dikisaran USD 65,38/
barel. Dan saat ini periode April 2020 harga minyak mentah dunia jenis Brent
jatuh dikasaran USD25 / Barel dan WTI dikisaran angka USD 20 / barel.
Harga yang luar biasa memukul perekonomian khususnya sektor
minyak. Turunnya harga minyak dunia tersebut saat ini belum diikuti oleh
penurunan harga jual BBM Pertamina.
"Inilah sebabnya,
saat ini banyak dipertanyakan oleh kalangan publik, mengapa harga jual
BBM belum turun sementara harga minyak dunia turun? Sebuah pertanyaan yang
tentu lumrah dan wajar," kata pengamat energi Ferdidnan Hutahaen di
Jakarta.
Dalam penentuan harga jual BBM, kata dia, tentu ada beberapa
faktor yang atau komponen yang dijadikan dasar perhitungan. "Komponen
utama dari perhitungan ini adalah harga minyak mentah dan nilai tukar dolar
serta beberapa komponen lainnya seperti biaya distribusi, biaya penyimpanan,
margin dan lain-lain," jelas Ferdinand.
Dan satu hal yang tidak boleh diabaikan, menurut dia, adalah periode impor minyak mentah untuk bahan
balu produksi BBM. Rata-rata minyak mentah yang diproduksi saat ini untuk
diplah jadi BBM adalah minyak mentah yang diimpor dua bulan lalu pada saat
harga minyak mentah masih dikisaran diatas 50 USD / barel.
"Maka tentu perhitungan harga keekonomian masih mengacu
pada harga minyak pada bulan Februari bukan menggunakan harga yang
sekarang," jelas Ferdinan.
Dikatakan Ferdinan, harga sekarang baru digunakan untuk
perhitungan harga BBM dua bulan kedepan. Begitulah alasan mengapa harga BBM
sekarang belum turun. "Ditambah nilai tukar dolar AS saat ini yang tinggi
membuat penurunan harga semakin sulit diwujudkan kecuali ke bulan-bulan yang
akan datang," tuturnya.
Patokan Harga BBM Pertamina
Selanjutnya, untuk harga BBM Mei 2020 akan menggunakan harga
crude impor bulan Maret, Juni gunakan harga April dan begitu seterusnya. Maka
jika harus turun maka baru pada sekitar bulan Mei dan Junj bisa terjadi
penyesuain harga. Dan semua kembali kepada Perpres No. 191 yang mengatur
periodik evaluasi harga BBM.
Ferdinand menambahkan, kita tentu berharap agar Pertamina
segera lakukan evaluasi harga jual BBM. Bila sekarang sudah bisa dilakukan penurunan harga, maka
sewajarnya diturunkan sesuai perhitungan harga keekonomian supaya Pertamina
tetap untung dan rayat bisa merasakan dampak penurunan harga minyak dunia dan
sedikit terbantu ditengah tekanan ekonomi akibat virus corona ini.
Namun begitu, kilah Ferdinand, publik harus memahami bahwa
penurunan penjualan BBM akibat dampak turunnya aktivitas publik tentu akan
mempengaruhi bisnis Pertamina yang biaya operasionalnya tidak turun bahkan
mungkin naik akibat kenaikan nilai tukar dolar.
Begitulah kondisinya agar kita bisa memahami mengapa harga
jual BBM belum turun saat ini utamanya
karena masih menggunakan harga Crude impor periode 2 bulan lalu dengan
nilai tukar dolar saat ini yang tinggi.