Jakarta,
eMaritim.com - PT Pelayaran Nasional Indonesia (PT PELNI) melakukan
penyesuaian terhadap strategi pola operasional pada beberapa kapalnya. Hal ini
menindaklanjuti sejumlah informasi terkait penutupan pelabuhan pada beberapa
wilayah di Indonesia sebagai bentuk antisipasi penyebaran virus COVID-19.
Kepala Kesekretariatan Perusahaan PT PELNI (Persero), Yahya
Kuncoro menjelaskan hingga saat ini (4/4) sudah terdapat beberapa Pemerintah
Daerah yang menyatakan untuk menutup sementara seluruh akses masuk keluarnya
masyarakat, termasuk dengan pelabuhan diantaranya Provinsi Papua (Jayapura,
Timika, Agats, Merauke, Nabire, Biak, Serui), Papua Barat (Sorong, Manokwari,
Kaimana, Fakfak, Wasior), Maluku (Saumlaki, Namrole, Sanana, Dobo), Kalimantan
(Batulicin, Bontang), Nusa Tenggara (Waingapu, Larantuka), Sumatera (Belinyu,
Tanjung Pandan), Sulawesi (Awerange, Bitung) dan Kepulauan Riau (Letung,
Tarempa).
Adapun beberapa kapal penumpang yang terdampak adalah KM
Dobonsolo, KM Ciremai, KM Nggapulu, KM Dorolonda, KM Dempo, KM Labobar, KM
Sinabung, KM Tidar, KM Leuser, KM Tilongkabila, KM Tatamailau, KM Sirimau, KM
Bukit Raya, KM Lawit, KM Kelimutu, KM Pangrango, KM Sangiang, KM Egon serta KM
Binaiya.
"Hingga kini, kapal kami diperbolehkan untuk sandar
hanya untuk kebutuhan bongkar muat barang (sembako dan cargo) tetapi tidak
untuk aktifitas naik turun penumpang. Demi keamanan bersama, PELNI mematuhi
kebijakan yang berlaku," jelas Yahya.
Dengan ditutupnya beberapa pelabuhan, maka hal tersebut
berdampak pada pelayaran kapal-kapal PELNI baik itu kapal penumpang maupun
kapal perintis. PELNI juga terus berkomunikasi dengan Kementerian Perhubungan
terkait alternatif rute sehingga kegiatan operasional tetap berjalan.
"Seluruh rute kapal yang dioperasikan oleh PELNI
merupakan penugasan dari Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perhubungan.
Manajemen juga terus mengusahakan agar dapat memberikan pelayanan transportasi
laut bagi masyarakat di Indonesia," tambahnya.
Sejumlah calon penumpang yang sudah terlanjur membeli tiket
di masa penutupan pelabuhaan juga dapat membatalkan tiket perjalanan dengan
pengembalian uang tiket (refund) sebesar 100 persen dan penukaran dapat
dilakukan di loket PT PELNI. PELNI juga akan menurunkan penumpang di pelabuhan
awal atau pelabuhan selanjutnya bila pelabuhan tujuan penumpang telah ditutup.
Siapkan Antisipasi Covid-19
Sebagai bentuk antisipasi, PELNI telah menjalankan
pengukuran suhu tubuh bagi seluruh penumpang sebelum naik ke atas kapal.
Perusahaan juga melakukan penyemprotan disinfektan pada seluruh kapalnya secara
berkala, serta menerapkan physical distancing bagi para penumpang dengan
mengatur jarak antar penumpang sejauh satu meter.
Selain itu telah disediakan hand sanitizer di setiap dek
penumpang, sabun cuci tangan di setiap toilet, memberikan masker bagi penumpang
yang sakit ditengah perjalanan, serta memberikan himbauan mengenai kesehatan
melalui pengeras suara setiap tiga jam.
PELNI sebagai Perusahaan Badan Usaha Milik Negara yang
bergerak pada bidang transportasi laut hingga saat ini telah mengoperasikan
sebanyak 26 kapal penumpang dan menyinggahi 83 pelabuhan serta melayani 1.100
ruas.
PELNI juga melayani 45 trayek kapal perintis yang menjadi
sarana aksesibilitas bagi mobilitas penduduk di daerah T3P dimana kapal
perintis menyinggahi 275 pelabuhan dengan 3.739 ruas.