Helsinki, eMaritim - Kolaborasi antara Ikatan Korps Perwira
Pelayaran Niaga Indonesia (IKPPNI) sebagai organisasi profesi tenaga ahli
maritim dengan Persatuan Pekerja Pelaut Indonesia (P3I) sebagai organisasi
serikat pekerja pelaut yang berafiliasi dengan International Federation Ship’s
Masters Association (IFSMA) di London, UK, merealisasikan semangat untuk
menyuarakan peran dan kontribusi Merah Putih dalam kancah keselamatan maritim
niaga ditingkat dunia, bersamaan dalam rangka menyambut hari maritime dunia
tanggal 26 September 2019.
Dalam kesempatan pertemuan ANNUAL GENERAL ASSEMBLY IFSMA ke 45 yang dilaksanakan 26-27 September 2019
Di Radisson Blu Hotel Seaside, Helsinki – Finlandia, hadir delegasi dari
Indonesia yang diwakili oleh Capt.
Dwiyono Soeyono menyampaikan 2 hal terkait suara keselamatan maritime niaga,
antara lain:
1. Ijazah laut
palsu sebagai ancaman keselamatan pelayaran dunia.
2. Peningkatan
aspek keselamatan pelayaran niaga di selat Malaka dengan keberadaan pemaduan
voluntary oleh Indonesia yang dimandatkan oleh UNCLOS.
ANNUAL GENERAL ASSEMBLY IFSMA ke 45 dihadiri juga oleh beberapa negara lainnya
seperti Skandinavia, Asia, Eropa-barat, Eropa-timur, Amerika-latin dan
Amerika-utara.
Bobot materi presentasi atas nama IKPPNI terkait ijazah palsu disampaikan antara lain
(dalam Bahasa inggris): ....Klik > Terjemahkan ke Bahasa
In priority we say this case categorized as a significant
issue consider below reasons, as follows:
Could impact to the safety in the maritime industry, due
incompetent personnel using fake certificates being employed onboard the ships.
This can jeopardize the safety of life a sea.
Will impact negatively to Indonesian seafarers who hold
genuine COC issued by Indonesian government, whenever those incompetent
seafarers with fake COC misbehaved (for example serious incident due to human
error).
Indirectly it will contribute potential tendency ruin the
reputation of Indonesian seafarer’s in general in term of maritime/shipping
industry worldwide.
IT IS A SERIOUS INTERNATIONAL MARITIME CRIME SHOULD BE
ADDRESSED INDEPENDENTLY BY IMMOA AS REMINDER TO ALL RELEVANT PARTIES IN CONCERN
TO MAINTAIN MARITIME SAFETY INTERNATIONALLY.
OFFERED AND RECOMMENDED TO DO PREVENTIVE MEASURES AND
VERIFICATION FOR COC GENUINITY (IN ANY CASE THEY ARE EMPLOYED SEFARERS WITH
INDONESIAN COC):
VERIFICATION WOULD BE IN FAVOR THRU IMMOA AS INDEPENDENT NGO
IN INDONESIA
Delegasi NGO Negara Pakistan sebagai salah satu partisipan
yang hadir, langsung merespon dan berjanji akan mengambil langkah tidak lanjut
penertiban yang diperlukan, khususnya terhadap banyaknya pelaut-pelaut Pakistan
yang meggunakan ijazah tidak asli berlogo Garuda.
IKPPNI juga akan lanjut dengan menulis surat resmi kepada
IFSMA agar memberikan dukungan hal ijazah palsu kepada IMO, agar bahaya
tersembunyi industry maritim yang sedang terjadi tidak ada pembiaran
berkelanjutan.
Sedangkan hal yang berkaitan dengan SAFETY NAVIGATION
MANAGEMENT sebagai IMPROVEMENT AND
ENHANCEMENT VESSEL’s SAFETY NAVIGATION MANAGEMENT at MALACCA STRAIT as an
OBLIGATION BY ESTABLISH AND CONTIBUTES INDONESIAN VOLUNTARY DEEP SEA PILOTAGE
ASSISTANCE TO THE MARITIME WORLD, disampaikan antara lain (dalam Bahasa
Inggris):
1. PT. Pelabuhan
Indonesia I (Indonesia Port Corporations-I) as state-owned enterprises of
Republic Indonesia designated by Decision Of Director General Of Marine
Transportation concerning Issuance of Permit To Conduct Pilotage and Towage
Service On Malacca & Singapore Strait Since 2015.
2. Two services
levels of GUARANTEE being offered : SERVICE LEVEL AGREEMENT and SERVICE LEVEL
GUARANTEE
3. Consideration
basis why the strait justified as an extremely complicated high-risk navigable
water.
4. Relevant
threats and hazards along the strait, especially 6 choking points with gaining
risks during the transit.
5. Communication
facilities provided.
6. Pilots
qualification.
7. Another major
supporting facilities readiness.
Semua materi presentasi yang disampaikan sangat memberikan
kesan positif di dalam forum dan timbul adanya indikasi bahwa semua
persiapan-persiapan pelaksanaan dan juga yang telah dilakukan pihak Indonesia
sangat minim terinformasikan dengan baik kepada dunia maritim tingkat
internasional.
Sebagai tindak lanjut positif, pihak IKPPNI akan secara
pro-aktif independent akan melayangkan surat resmi kepada IFSMA agar
menyampaikan ke pihak IMO supaya pemanduan yang telah ada sejak tahun 2015
didukung keberadaannya ditingkatkan sebagai mandatory pilotage bagi jenis
kapal-kapal tertentu dengan kedalaman benaman kapal lebih dari 20 meter.
Terimakasih kepada semua PPN yang telah mendukung secara
langsung maupun tidak langsung, hingga misi safari penyampaian kepedulian
terhadap pentingnya menjaga keselamatan maritime dunia yang dilakukan pihak
Indonesia oleh pihak-pihak NGO tersampaikan dengan baik.
Salaam Perwira.