Ilustrasi kegiatan pelelangan ikan | Istimewa |
Akibat tak berfungsinya PPI Aluh-Aluh, para nelayan di sana terpaksa melakukan transaksi jual beli ikan di PPI Banjar Raya, Banjarmasin. Salah satu nelayan ikan setempat, Anang menyebutkan, mayoritas nelayan yang mendatangi PPI Banjar Raya adalah nelayan Aluh-aluh.
“Kalau dari Banjarmasin sendiri sedikit, rata-rata nelayannya dari sini,” ujar Anang seperti dikutip Banjarmasin Post, Senin (11/12/2017).
Seandainya PPI Aluh-aluh bisa difungsikan akan sangat memudahkan para nelayan setempat. Pasalnya, sebut dia, nelayan tak lagi harus menjual hasil tangkapan ikannya jauh ke Banjarraya.
Selain PPI Aluh-Aluh, Ketua Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia Kalsel, Baharudin menjelaskan, sejatinya di Kalsel memiliki tujuh pelabuhan perikanan atau PPI. Namun semuanya masih berkelas C atau kapasitas kecil. Bahkan, ia mengaku selama ini PPI di Kalsel masih belum berjalan sesuai mekanisme perikanan.
"Hal ini terjadi karena mulai adanya praktik hingga tidak adanya kegiatan pelelangan," ungkap Baharudin.
Ia menambahkan, tidak adanya kegiatan pelelangan ini berdampak pada sejumlah nelayan yang terpaksa memilih menjual hasil tangkapannya dengan membuat dermaga sendiri di kolong rumahnya.
“Di Muara Kintap, Tabunganen dan Kotabaru banyak nelayan memilih membuat dermaga sendiri di kolong rumahnya,” pungkas Baharudin.
Dari kondisi PPI Muara Kintap dan Tabunganen, banyak nelayan membuat dermaga sendiri karena memang tak ada aktifitas jual beli di PPI.(*)