Dermaga apugn di Pelabuhan Senggigi, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) | Istimewa |
Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pelabuhan Senggigi, Iskandar Zulkarnain mengungkapkan, peristiwa ini merupakan faktoralam yang tidak terduga oleh manusia.
Ia menambahkan, putusnya dermaga apung di Pelabuhan Senggigi tidak berpengaruh terhadap aktivitas penyeberangan atau kedatangan penumpang ke pelabuhan. Karena kondisi Pantai Senggigi yang tidak berbatu, membuat kapal cepat bersandar ke tepi pantai tanpa hambatan.
"Hanya saja, jumlah kapal yang bersandar memang berkurang. Hal ini disebabkan faktor cuaca dan jumlah penumpang kapal cepat yang berkurang meski menjelang Tahun Baru 2018," ujar Iskandar, seperti dilansir kompas.com, Kamis (21/12/2017).
Meski demikian, Iskandar mengatakan pihaknya siap jika ada kapal bersandar atau berlayar. Imbauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Goefisika (BMKG) Praya, akan segera dikirim ke tiap UPTD Pelabuhan. "Jika ada situasi darurat dan cuaca buruk, sesuai SOP kami akan mengikuti imbauan itu,” tutur Iskandar.
BMKG Praya telah memprediksi cuaca buruk di wilayah NTB akan terjadi hingga 23 Desember nanti. Hal itu terjadi karena adanya palung tekanan rendah yang memanjang dari perairan Samudera Indonesia sebeleh barat daya pulau Sumatera, Selatan Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Timor, Laut Arafuru hingga perairan sebekah timur Papua. Kondisi ini memicu terjadinya hujan disertai petir atau kilat dan angin kencang di wilayah NTB.
Hal senada diungkapkan Kepala Syahbandar Pelabuhan Senggigi, I Nyoman Dharma Kawilker. Ia menekankan, berlayar tidaknya kapal cepat melalui pelabuhan Senggigi, bergantung pada kondisi cuaca. Ia mengatakan, jika cuaca baik, tentu tak ada masalah. “Namun jika cuaca buruk kami tak akan izinkan para nahkoda berlayar. Keselamatan yang kami utamakan,” tuturnya.
Kondisi dermaga apung di Pelabuhan Senggigi yang putus cukup parah. Sambungan besi dari dermaga apung ke jalan menuju pelabuhan, putus karena terjangan gelombang yang terus-menerus. Sambungan dermaga apung telah diamankan di pinggir pantai, sehingga jika dilakukan perbaikan matrial yang rusak, bisa diperiksa seberapa besar kerusakannya.
I Nyoman Dharma Kawilker menambahkan, untuk memperbaikinya hanya bisa dilakukan oleh tim teknis Dinas Perhubungan NTB. Namun kapal cepat yang datang bisa bersandar di pantai tanpa khawatir akan kandas.(*)