Tim Batharasurya Hydrone dari ITS Surabaya turut serta mengikuti kompetisi Hydrocontest di Prancis | Istimewa |
Hydrocontest merupakan kompetisi pelajar internasional pertama
yang didedikasikan untuk efisiensi energi di dunia maritim. Kompetisi tersebut
rutin diadakan oleh Hydros Foundation. Selama
tujuh hari ini, tim Batharasurya Hydrone ITS berjuang untuk menampilkan yang
terbaik.
Hari pertama,
telah dilakukan inspeksi lambung dan elektrik pada kapal. Kapal Batharasurya
Hydrone telah dinyatakan lolos mengikuti babak kualifikasi, pada Selasa (5/9),
untuk diambil menjadi 16 peserta nantinya.
Dalam kompetisi yang didukung oleh the Société Nautique de Saint-Tropez tersebut terdapat dua kategori utama lomba yang dilombakan. Masing-masing, kategori mass transport yang menyimulasikan pergerakan kapal barang dengan beban berat 200 kilogram, serta kategori light boats yang menuntut peserta bisa menggambarkan transportasi kapal untuk orang yang nyaman dengan beban seberat 20 kilogram.
"Untuk saat ini, kami tim Batharasurya Hydrone ITS hanya mengikuti satu kategori lomba saja, yakni kategori light boats," kata dosen pembimbing tim Batharasurya Hydrone ITS, Wasis Dwi Aryawan, melalui siaran persnya.
Menurutnya, selain karena baru kali pertama, keterbatasan dana juga menjadi alasan tim Batharasurya hanya mengikuti satu kategori lomba. Meski demikian, tim Batharasurya Hydrone ITS tetap optimistis bisa meraih hasil terbaik dengan inovasi yang disuguhkan kali ini. “Kami optimistis menang dalam kategori ini," ucap Kepala Departemen Teknik Perkapalan ITS tersebut.
Seperti dilansir republika online, kapal Batharasurya Hydrone kali ini berbeda dari kapal Batharasurya ITS sebelumnya yang menggunakan tenaga surya sebagai penggerak mesinnya. Kali ini, kapal Batharasurya Hydrone menggunakan tenaga baterai sebagai bahan bakar.
Dalam kompetisi yang didukung oleh the Société Nautique de Saint-Tropez tersebut terdapat dua kategori utama lomba yang dilombakan. Masing-masing, kategori mass transport yang menyimulasikan pergerakan kapal barang dengan beban berat 200 kilogram, serta kategori light boats yang menuntut peserta bisa menggambarkan transportasi kapal untuk orang yang nyaman dengan beban seberat 20 kilogram.
"Untuk saat ini, kami tim Batharasurya Hydrone ITS hanya mengikuti satu kategori lomba saja, yakni kategori light boats," kata dosen pembimbing tim Batharasurya Hydrone ITS, Wasis Dwi Aryawan, melalui siaran persnya.
Menurutnya, selain karena baru kali pertama, keterbatasan dana juga menjadi alasan tim Batharasurya hanya mengikuti satu kategori lomba. Meski demikian, tim Batharasurya Hydrone ITS tetap optimistis bisa meraih hasil terbaik dengan inovasi yang disuguhkan kali ini. “Kami optimistis menang dalam kategori ini," ucap Kepala Departemen Teknik Perkapalan ITS tersebut.
Seperti dilansir republika online, kapal Batharasurya Hydrone kali ini berbeda dari kapal Batharasurya ITS sebelumnya yang menggunakan tenaga surya sebagai penggerak mesinnya. Kali ini, kapal Batharasurya Hydrone menggunakan tenaga baterai sebagai bahan bakar.
"Dalam lomba ini, baterai sudah disediakan oleh
panitia lomba. Kapal ini juga dikendalikan dengan remote control dan
tanpa awak," pungkas Wasis.
Tim Batharasurya Hydrone yang berlaga di Prancis kali ini digawangi tiga mahasiswa dari Departemen Teknik Perkapalan ITS, yakni Pieter Mario Fernandez, Fajar Andinuari, dan Mohamad Rival. (*)
Tim Batharasurya Hydrone yang berlaga di Prancis kali ini digawangi tiga mahasiswa dari Departemen Teknik Perkapalan ITS, yakni Pieter Mario Fernandez, Fajar Andinuari, dan Mohamad Rival. (*)