Direktur Jenderal Perhubungan Laut, A. Tonny Budiono | Istimewa |
Serang, eMaritim.com – Menyikapi ledakan di Blok 6
kapal KM Kendhaga Nusantara 14 di areal PT Krakatau Shipyard di Desa Pulo
Ampel, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Jum’at (11/8)
pagi, pihak Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla) Kementerian
Perhubungan (Kemenhub) RI masih menunggu laporan dan hasil penyelidikan dari pihak
Kepolisan Resort (Polres) Cilegon.
Dalam keterangan persnya, Direktur Jenderal (Dirjen)
Hubla, A. Tonny Budiono, membenarkan adanya ledakan di kapal milik Kemenhub
tersebut, yang mengakibatkan lima orang tewas serta empat lainnya terluka dan
dirawat di RSUD Panggungrawi, Cilegon, dan RS dr. Drajat Prawiranegara, Serang,
Banten.
“Iya benar telah terjadi ledakan di area galangan kapal PT. Krakatau Shipyard, Jum’at (11/8) pagi ketika para pekerja baru memulai kerja untuk merakit kapal tersebut,” kata Dirjen Tonny.
Atas kejadian kecelakaan kerja tersebut, Dirjen Hubla menyampaikan rasa prihatin dan belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas musibah yang menimbulkan korban jiwa tersebut.
“Kami atas nama Ditjen Perhubungan Laut turut berduka dan prihatin atas terjadinya musibah ini. Semoga kejadian seperti ini tidak terulang kembali di kemudian hari,” ungkapnya.
Sebagai informasi, kapal KM Kendhaga Nusantara 14 merupakan kapal tipe Kontainer 100 Teus pesanan Kementerian Perhubungan cq. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut yang diperuntukan untuk mendukung program Tol Laut di wilayah Timur Indonesia.
Adapun kapal ini dibangun atas Kerja Sama Operasi (KSO) antara perusahaan galangan kapal PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (Persero) dengan PT. Krakatau Shipyard, sumber anggaran dari APBN tahun 2015 s.d. 2017 dengan sistem multiyears (3 tahun) senilai 113,3 Miliar Rupiah.
“Terkait dengan proses pengerjaan kapal, hingga saat ini kemajuan pekerjaan mencapai 61 %. Sekali lagi saya sampaikan musibah ini adalah murni kecelakaan kerja dan kiranya agar pihak galangan selalu mengutamakan keselamatan dalam bekerja dengan tetap mengikuti prosedur yang telah ditetapkan,” ujar Tonny.
Hingga kini, Ditjen Hubla belum menerima laporan resmi dari pihak galangan kapal terkait dampak ledakan terhadap kapal yang dikerjakan dan telah memerintahkan jajarannya untuk segera berkoordinasi dengan pihak galangan kapal sebagai tindaklanjut pembangunan kapal dimaksud.
"Laporan resmi dari galangan kapal belum kami terima. Biarkan fokus dulu kepada penanganan korban ledakan kapal tersebut," tutup Dirjen Hubla. (*/Vin)