Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basoeki Hadimoeljono untuk meninjau langsung lokasi rencana Pembangunan Kanal Cikarang Bekasi Laut |
Jakarta, eMaritim.com – PT Pelabuhan Indonesia II (Persero)
/ IPC mengundang Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi dan Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat, Basoeki Hadimoeljono untuk meninjau langsung lokasi
rencana Pembangunan Kanal Cikarang Bekasi Laut (CBL) yang termasuk di dalam
Proyek Strategis Nasional sesuai PerPres RI No. 3 Tahun 2016.
Peninjauan ini didampingi langsung oleh Direktur Utama,
Direktur Teknik& Manajemen Resiko, dan Direktur Operasi & SI IPC.
Agenda kunjungan lapangan dua Menteri ini adalah untuk mendapat gambaran
mengenai kondisi eksisting Kanal serta berkoordinasi untuk membantu IPC
mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan guna kelancaran pelaksanaan proyek
pembangunan kanal Cikarang Bekasi Laut
(CBL) ini.
Pelabuhan Tanjung Priok yang terletak di Teluk Jakarta
memiliki posisi strategis yang dekat dengan kawasan industri yang berada di
bagian timur Jakarta. Kurang lebih 35% dari komoditi petikemas yang menuju
Pelabuhan Tanjung Priok maupun sebaliknya dikirim dengan menggunakan truk dan
kereta api yang berasal dari daerah industri di Jawa Barat seperti Bekasi,
Karawang, Purwakarta dan Sumedang. Kepadatan volume lalu lintas tol Cikarang
dan keterbatasan kapasitas rel kereta mengakibatkan waktu yang lama untuk
mengirimkan petikemas menuju Pelabuhan Tanjung Priok.
Proyek Pembangunan Kanal CBL yang diinisiasi oleh IPC ini
merupakan upaya optimalisasi alur sungai dengan menggunakan kapal tongkang
sebagai alternatif moda transportasi barang dan penghubung antara Pelabuhan
dengan area hinterland sehingga dapat mengurangi kongesti jalan di darat yang
diharapkan berdampak pada efisiensi waktu dan biaya.
Rencananya kanal sepanjang total 24 km dengan draft hingga
-5mLWS dalam proyek ini akan dibangun melalui tiga tahapan yang kedepannya juga
akan dilengkapi dengan Inland Terminal yang terdiri dari Terminal Petikemas dan
Terminal Curah dengan total luas 52 Ha yang mampu melayani hingga 1,6 Juta
TEUs/tahun.
Hingga saat ini IPC telah menyelesaikan proses Feasibility
Study (FS), AMDAL, survey dan investigasi serta perizinan pemanfaatan kanal dan
rekomendasi tata ruang dari Pemerintah Daerah setempat, IPC juga telah
mengusulkan upaya percepatan pelaksanaan pembangunan Kanal CBL ini melalui
proses penerbitan Peraturan Presiden (Perpres)
guna mendukung implementasi di lapangan.
“Pada kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih dan
penghargaan kepada Pemerintah, khususnya atas dukungan yang diberikan dalam
usaha-usaha yang kami lakukan untuk meningkatkan dan memperlancar koneksi
logistik dan maritim di Indonesia. Dalam mencapai target-target perusahaan yang
ditetapkan, IPC membutuhkan kolaborasi dan dukungan penuh Pemerintah maupun
para pemangku kepentingan lainnya, demi percepatan pelaksanaan pengembangan dan
pembangunan proyek strategis nasional khususnya di bidang kepelabuhanan
sehingga dapat berjalan dengan baik tanpa hambatan,” tutup Elvyn G. Masassya,
Direktur Utama IPC.
Tentang IPC
PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC sebagai
operator pelabuhan terbesar di Indonesia mempunyai visi untuk menjadi pengelola
pelabuhan kelas dunia yang unggul dalam operasional dan pelayanan. IPC memiliki
12 (dua belas) cabang pelabuhan yang tersebar di wilayah bagian barat
Indonesia, yakni Pelabuhan Tanjung Priok, Sunda Kelapa, Palembang, Pontianak,
Teluk Bayur, Banten, Bengkulu, Panjang, Cirebon, Jambi, Pangkal Balam dan
Tanjung Pandan.
Selain itu, IPC memiliki 16 (enam belas) anak perusahaan dan
perusahaan afiliasi yang terdiri atas PT Pelabuhan Tanjung Priok, PT Jakarta
International Container Terminal, PT Pengembang Pelabuhan Indonesia, PT
Indonesia Kendaraan Terminal, PT Energi Pelabuhan Indonesia, PT Integrasi
Logistik Cipta Solusi, PT Jasa Peralatan Pelabuhan Indonesia, PT Pengerukan
Indonesia, PT Electronic Data Interchange Indonesia, PT Terminal Petikemas
Indonesia, PT Pendidikan Maritim dan Logistik Indonesia, PT IPC Terminal
Petikemas, PT Rumah Sakit Pelabuhan, PT Multi Terminal Indonesia, PT Jasa
Armada Indonesia, serta KSO TPK Koja.(*)