Samarinda 25/02/2017, eMaritim.com
Banyaknya kejadian Kapal Tug boat yang kandas dan hanyut didorong arus atau angin saat menarik tongkang disebabkan oleh berbagai faktor eksternal dan juga dari Tug Boat itu sendiri. Tradisi di Indonesia yang biasa menggunakan Tug Boat berkekuatan 2000-2400 Horse Power untuk menarik Tongkang berbobot 7000 sampai 8000 ton adalah hal yang secara teknik menjadi sebab kejadian-kejadian tersebut.
Dalam dunia perkapalan terlebih di kegiatan pelayaran Offshore, requirement akan Bollard pull itu jauh lebih ketat di aplikasikan sehingga kejadian Tongkang hanyut relatif jarang terjadi. Untuk perkara tarik menarik beban yang biasa dilakukan kapal jenis Tug boat, perhitungan Bollard Pull menjadi sangat penting dimengerti oleh pelaku bisnis.
Seperti diketahui bahwa Bollard Pull adalah kemampuan kapal menarik beban secara keseluruhan dihasilkan dari kombinasi Kekuatan mesin dalam Horse Power, bentuk propeller (Fix Propeller ataupun Variable Pitch Propeller) dan penggunaan Kort Nozzle pada baling baling serta bentuk Hydro dynamic kapal itu sendiri.
Penting diketahui bahwa rumus simpel perhitungan itu bisa didapat dari perhitungan kasar dibawah ini, walaupun secara akurat dan resmi Bollard Pull harus diuji dan dilakukan oleh Lembaga Independen yang kredibel ataupun Klas.
Kapal dengan baling-baling fix tanpa Kort Nozzle (baling-baling terbuka) :
BHP x 0,9 × 1,1 / 100 = (ton)
Kapal dengan baling-baling fix dengan Kort Nozzle :
BHP x 0,9 × 1,2 / 100 = (ton)
Kapal dengan baling-baling Controlable Pitch Propeller tanpa Kort Nozzle:
BHP x 0,9 x 1,25 / 100 = (ton)
Kapal dengan baling baling Controlable Pitch Propeller dan Kort Nozzle:
BHP x 0,9 × 1,4 / 100 = (ton)
Apabila pengetesan Bollard Pull dilakukan dengan baik tetapi hasil yang didapat jauh dari perhitungan rumus tersebut maka kemungkinan ada beberapa hal yang tidak sesuai pada kapal dan keadaan saat pengetesan misalnya: Air terlalu dangkal, Tali pengetesan terlalu pendek, Draft yang tidak sesuai, ukuran baling baling yang tidak optimal dan beberapa hal lainnya.
Sementara untuk mengetahui berapa kuat sebuah kapal menarik beban (tongkang/kapal lain) maka formula dibawah bisa dijadikan referensi untuk keadaan yang ideal dan aman.
Bollard pull (tons) = [(D^2/3 * v^3)/7200 + (Cmv*B*D1)]*K
Dimana:
D = Displacement yang di towing(t)
v = kecepatan towing dalam knots
Cmw = Koeffisien untuk kecepatan angin rata-rata
B = lebar towingan (m)
D1 = Ketinggian area yang terpapar angin dari atas air, termasuk ketinggian muatan (m)
K = Faktor 3 – 8,
Catatan , Keadaan normal dengan kecepatan angin 4 Skala Beaufort (15 knot)
V = 6 knots
Cmw = 0,0025
K = > 3
Contoh:
Displacement Tongkang = 5500 Ton
K = 3
V = 6 knots
Cmw = 0,0025
B = 24.4m
D1 = 5 meter
Dengan menggunakan rumus diatas, kita mendapatkan minimum Bollard Pull = 29.076 Ton
Selanjutnya, apabila kita menggunakan perhitungan DNV berdasarkan kondisi diatas :
Wave Resistance (Hs) = 2 meter (Fwave = 15.6 tons; Fmosses =0.528)
Wind Resistance (Ws) = 20 knot (10 m/s where Fwind = 20.5 tons)
Current = 0.5 meter (Fwave = 3.9 tons)
Maka didapat
Total Bollard Pull Requirement = Hs + Ws + Current = 40 Tons
Sementara jika kita aplikasikan standard offshore dengan koefisien 0.75 maka kapal harus memiliki 53.33 Ton Bollard Pull (setara dengan 4000 BHP Towing Tugs).
Tentu semua itu tergantung kepada keadaan pasar pelayaran setempat. Dengan kondisi sewa serendah keadaan seperti sekarang ini, mengaplikasikan kekuatan tug boat yang ideal akan berdampak kepada besarnya biaya dan kehilangan pelanggan, tetapi apabila terus membiasakan hal yang dibawah standard terjadi maka kecelakaan seperti kandas dan hanyut adalah masalah menunggu angin dan arus yang sedikit keras saja.
Ketidak pahaman pasar dan stake holder dibidang ini perlu cepat di akhiri. Ini serupa dengan keadaan transportasi darat di negeri ini, dimana kita sering melihat Truk berjalan yang melebihi muatan, sehingga kecelakaan dan kerusakan jalan sering terjadi.
Apabila benar-benar mengaplikasikan perhitungan Bollard pull yang ideal untuk menarik Tongkang/Kapal, akan didapat Rumus simpelnya sebagai berikut :
1 ton Bollard Pull dihasilkan dari 100 HP tenaga kapal dan setara dengan kemampuan menarik beban 100 Ton.
Maka apabila ingin berada dalam keadaan yang aman pada segala kondisi cuaca, requirement soal bollard pull yang ideal harus diaplikasikan. Tidak heran apabila banyak tongkang 300 feet dengan muatan 7000 ton yang ditarik Tug boat 2000-2400 HP hanyut di Indonesia begitu terpapar angin dan arus yang lumayan kencang.(zah)
Banyaknya kejadian Kapal Tug boat yang kandas dan hanyut didorong arus atau angin saat menarik tongkang disebabkan oleh berbagai faktor eksternal dan juga dari Tug Boat itu sendiri. Tradisi di Indonesia yang biasa menggunakan Tug Boat berkekuatan 2000-2400 Horse Power untuk menarik Tongkang berbobot 7000 sampai 8000 ton adalah hal yang secara teknik menjadi sebab kejadian-kejadian tersebut.
Dalam dunia perkapalan terlebih di kegiatan pelayaran Offshore, requirement akan Bollard pull itu jauh lebih ketat di aplikasikan sehingga kejadian Tongkang hanyut relatif jarang terjadi. Untuk perkara tarik menarik beban yang biasa dilakukan kapal jenis Tug boat, perhitungan Bollard Pull menjadi sangat penting dimengerti oleh pelaku bisnis.
Seperti diketahui bahwa Bollard Pull adalah kemampuan kapal menarik beban secara keseluruhan dihasilkan dari kombinasi Kekuatan mesin dalam Horse Power, bentuk propeller (Fix Propeller ataupun Variable Pitch Propeller) dan penggunaan Kort Nozzle pada baling baling serta bentuk Hydro dynamic kapal itu sendiri.
Penting diketahui bahwa rumus simpel perhitungan itu bisa didapat dari perhitungan kasar dibawah ini, walaupun secara akurat dan resmi Bollard Pull harus diuji dan dilakukan oleh Lembaga Independen yang kredibel ataupun Klas.
Kapal dengan baling-baling fix tanpa Kort Nozzle (baling-baling terbuka) :
BHP x 0,9 × 1,1 / 100 = (ton)
Kapal dengan baling-baling fix dengan Kort Nozzle :
BHP x 0,9 × 1,2 / 100 = (ton)
Kapal dengan baling-baling Controlable Pitch Propeller tanpa Kort Nozzle:
BHP x 0,9 x 1,25 / 100 = (ton)
Kapal dengan baling baling Controlable Pitch Propeller dan Kort Nozzle:
BHP x 0,9 × 1,4 / 100 = (ton)
Apabila pengetesan Bollard Pull dilakukan dengan baik tetapi hasil yang didapat jauh dari perhitungan rumus tersebut maka kemungkinan ada beberapa hal yang tidak sesuai pada kapal dan keadaan saat pengetesan misalnya: Air terlalu dangkal, Tali pengetesan terlalu pendek, Draft yang tidak sesuai, ukuran baling baling yang tidak optimal dan beberapa hal lainnya.
Sementara untuk mengetahui berapa kuat sebuah kapal menarik beban (tongkang/kapal lain) maka formula dibawah bisa dijadikan referensi untuk keadaan yang ideal dan aman.
Bollard pull (tons) = [(D^2/3 * v^3)/7200 + (Cmv*B*D1)]*K
Dimana:
D = Displacement yang di towing(t)
v = kecepatan towing dalam knots
Cmw = Koeffisien untuk kecepatan angin rata-rata
B = lebar towingan (m)
D1 = Ketinggian area yang terpapar angin dari atas air, termasuk ketinggian muatan (m)
K = Faktor 3 – 8,
Catatan , Keadaan normal dengan kecepatan angin 4 Skala Beaufort (15 knot)
V = 6 knots
Cmw = 0,0025
K = > 3
Contoh:
Displacement Tongkang = 5500 Ton
K = 3
V = 6 knots
Cmw = 0,0025
B = 24.4m
D1 = 5 meter
Dengan menggunakan rumus diatas, kita mendapatkan minimum Bollard Pull = 29.076 Ton
Selanjutnya, apabila kita menggunakan perhitungan DNV berdasarkan kondisi diatas :
Wave Resistance (Hs) = 2 meter (Fwave = 15.6 tons; Fmosses =0.528)
Wind Resistance (Ws) = 20 knot (10 m/s where Fwind = 20.5 tons)
Current = 0.5 meter (Fwave = 3.9 tons)
Maka didapat
Total Bollard Pull Requirement = Hs + Ws + Current = 40 Tons
Sementara jika kita aplikasikan standard offshore dengan koefisien 0.75 maka kapal harus memiliki 53.33 Ton Bollard Pull (setara dengan 4000 BHP Towing Tugs).
Tentu semua itu tergantung kepada keadaan pasar pelayaran setempat. Dengan kondisi sewa serendah keadaan seperti sekarang ini, mengaplikasikan kekuatan tug boat yang ideal akan berdampak kepada besarnya biaya dan kehilangan pelanggan, tetapi apabila terus membiasakan hal yang dibawah standard terjadi maka kecelakaan seperti kandas dan hanyut adalah masalah menunggu angin dan arus yang sedikit keras saja.
Ketidak pahaman pasar dan stake holder dibidang ini perlu cepat di akhiri. Ini serupa dengan keadaan transportasi darat di negeri ini, dimana kita sering melihat Truk berjalan yang melebihi muatan, sehingga kecelakaan dan kerusakan jalan sering terjadi.
Apabila benar-benar mengaplikasikan perhitungan Bollard pull yang ideal untuk menarik Tongkang/Kapal, akan didapat Rumus simpelnya sebagai berikut :
1 ton Bollard Pull dihasilkan dari 100 HP tenaga kapal dan setara dengan kemampuan menarik beban 100 Ton.
Maka apabila ingin berada dalam keadaan yang aman pada segala kondisi cuaca, requirement soal bollard pull yang ideal harus diaplikasikan. Tidak heran apabila banyak tongkang 300 feet dengan muatan 7000 ton yang ditarik Tug boat 2000-2400 HP hanyut di Indonesia begitu terpapar angin dan arus yang lumayan kencang.(zah)