Kunjungan Menhub Budi Karya Sumadi, di Pelabuhan Murhum Baubau |
Baubau, eMaritim.com – Pelabuhan Murhum Baubau akan menjadi Hub antara
Indonesia bagian barat dan bagian timur. Hal ini dikarenakan pelabuhan tersebut
banyak disinggahi kapal dari pulau Jawa yang hendak menuju Ambon ataupun Papua.
Menurut Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi sendiri mengatakan
bahwa Pelabuhan Murhum Baubau layak untuk menjadi perhubungan antara Indonesia
bagian barat dan bagian timur.
"Baubau layak menjadi HUB daripada suatu konektivitas Indonesia barat
dan timur, diindikasikan dengan banyaknya kapal dari Jawa, Makassar menuju
Ambon dan Papua lewat sini artinya kita harus memastikan operasional di sini
berjalan dengan baik," kata Menhub Budi saat meninjau Pelabuhan Murhum
Baubau, Minggu (19/2).
Pada kesempatan itu Menhub Budi secara khusus memberikan catatan pada
fasilitas lapangan penumpukan di Pelabuhan Murhum Baubau yang dinilai kurang
luas, "kelihatannya tempat penumpukan barang untuk kontainer kurang, ke
depan kalau kita ingin membuat Baubau ini lebih strategis, kita harus
memperhatikan fungsi-fungsi kepelabuhan berkaitan dengan lapangan penumpukan
kontainer," ujarnya.
Saat ini Pelabuhan Murhum Baubau memiliki dua lapangan penumpukan di sisi
barat dan timur masing-masing seluas 6.000 dan 8.700 meter persegi.
Selain itu Menhub juga meminta kepada Kepala Unit Penyelenggara Pelabuhan
(KUPP) Kelas I Baubau, Marlent Manurung agar lebih mempersingkat waktu bongkar
muat barang di pelabuhan ini. Saat ini waktu bongkar muat satu kapal di
Pelabuhan Murhum Baubau sekitar dua hari.
"2 hari kan lama, saya ingin lebih singkat, kalau singkat itu berarti
produktivitas kapal tinggi, produktivitas orang juga tinggi, (terlebih) sudah
ada crane harus diintensifkan lagi," pinta Menhub.
Terkait dengan keselamatan pelayaran, pada kesempatan tersebut Menhub
menegaskan agar Kepala UPP Baubau tetap mengutamakan aspek keselamatan kapal,
terlebih di wilayah Indonesia bagian timur yang seringkali mengalami cuaca
ekstrem sehingga membahayakan pelayaran dan agar selalu berkoordinasi dengan
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dalam memberangkatkan kapal.
"Berkaitan dengan keselamatan, kita harus selalu mengutamakan, saya
minta kepada Ka UPP agar pada saat memberangkatkan kapal itu diperhatikan dan
menjadi pokok, tadi ada kapal kayu, semua harus pakai pelampung, kalau suatu
kondisi (cuaca) ekstrem akan terjadi, lebih baik tidak diberangkatkan,"
tegas Menhub.
Terkait dengan usulan Walikota Baubau A.S Tamrin agar dibangun pelabuhan
baru, Menhub meminta kepada Dirjen Perhubungan Laut agar membentuk tim untuk
mengkaji proposal tersebut.
Terminal
Siap Digunakan
Pelabuhan Murhum Baubau pada bulan Desember 2016 telah menyelesaikan
pembangunan terminal penumpang seluas 656.125 meter persegi. Terminal penumpang
ini nantinya akan menggantikan terminal penumpang yang lama.
Dikatakan Menhub Budi, terminal penumpang yang baru ini dalam waktu dekat
siap untuk dioperasikan.
"Terminal penumpang segera dioperasikan, setelah ada kursi, dalam
waktu dekat dioperasikan," kata Menhub Budi didampingi Dirjen Perhubungan
Laut Tonny Budiono.
Terminal penumpang 3 lantai ini memiliki daya tampung 1000 orang dalam
sekali waktu dengan dilengkapi sarana penunjang fasilitas umum seperti ruang
tunggu, toilet, fasilitas untuk penyandang disabilitas, tangga eskalator, dan
sarana pendukung lainnya.
Selain itu nantinya terminal Pelabuhan Murhum Baubau ini juga akan
dilengkapi sarana pengamanan seperti
metal detector, mirror, sistem monitor dan sarana banner (papan informasi
elektronik) serta x-ray.
Tinjau
Pelabuhan Penyebrangan Baubau
Usai meninjau Pelabuhan Murhum Baubau, Menhub yang juga didampingi Direktur
Utama PT ASDP Faik Fahmi juga sempat meninjau Pelabuhan Ferry Baubau yang
dioperasionalkan PT ASDP. Menhub pada kesempatan itu meminta kepada ASDP untuk
meneliti kemungkinan Baubau menjadi HUB.
"Baubau ini strategis, saya minta Dirut ASDP meneliti kemungkinan ini
bisa menjadi HUB dari suatu kegiatan bisnis," katanya.
Akan tetapi Menhub menghimbau agar ada kerjasama sebelumnya terkait barang
atau muatan baik yang masuk ke Baubau maupun yang akan keluar Baubau. Hal ini
menurut Menhub agar pengangkutan barang dengan kapal lebih efisien.
Menhub juga mendorong ASDP untuk segera dilakukannya pembaruan kapal agar
aspek keselamatan kapal terjamin.
"Seperti kapal ini (buatan) tahun 1964, tua sekali, nanti kita lakukan
pembaruan kapal," pungkasnya.