Sumber Foto : Istimewa | Foto Terminal Teluk Lamong |
Surabaya, eMaritim.com – Setelah MV Tommy Ritscher,
kapal raksasa yang sandar di Terminal Teluk Lamong pada akhir Juli lalu kini
giliran MV Patraikos berkapasitas 4.400 Teu’s melakukan aktivitas bongkar
muat di terminal ramah lingkungan tersebut.
MV Patraikos merupakan kapal berjenis Panamax berbendera
Liberia. Kapal asal Monrovia – Afrika Barat memiliki panjang 262.07 meter dan
luas 32.30 meter sandar di dermaga Terminal Teluk Lamong pada akhir pekan lalu
pukul 00.00.
Pelayaran KMTC, Korea Marine Transport Co., Ltd, sebagai
pelayaran pengguna kapal MV Patraikos merupakan perusahaan transportasi laut
asal Korea yang berdiri sejak tahun 1954. MV Patraikos merupakan armada baru
yang dibuat pada tahun 2010 dengan kondisi dan performa yang baik sehingga
mampu melayani pengiriman barang ke seluruh dunia.
Rute perjalanan pengiriman barang MV Patraikos adalah
Surabaya – Hongkong – Shanghai – Kwangyang – Ulsan – Pusan – Pusan New Port
(Korea). Kedalaman dermaga internasional Terminal Teluk Lamong mencapai – 16
MLWS sehingga mampu menampung MV Patriakos yang membutuhkan kedalaman 12,50
MLWS.
Kedatangan Kapal MV Patraikos dengan rute Indonesia – Korea
di dermaga internasional mendapat sambutan yang hangat sebagai bentuk apresiasi
dari manajemen TTL. Manajemen Terminal Teluk Lamong dipersilahkan untuk naik
kedalam kapal dan makan bersama serta merayakan pelayanan perdana MV Patraikos
di Terminal Teluk Lamong.
“Kami bekerja sama dengan Terminal Teluk Lamong dari sisi
laut dan darat seperti keluarga sendiri. Melakukan bisnis memang harus
dilakukan senyaman mungkin untuk kesuksesan semua pihak,” Ujar Capt. Andujar
Mario di anjungan kapal MV Patriakos.
Inovasi Pelindo III dengan membuat Terminal Teluk Lamong
yang bertaraf internasional membuat Surabaya menjadi gerbang perdagangan dan
bisnis di Jawa Timur bahkan Indonesia. Kapal – kapal berukuran besar berjenis
Panamax berkapasitas 4000-8000 DWT dapat melakukan pelayanan bongkar muat di
Terminal Teluk Lamong
“Kami mengharapkan agar pertumbuhan bisnis di Terminal Teluk
Lamong semakin meningkat terutama dengan pelayanan 24 jam – 7 hari yang
diberikan demi kepuasan pelayanan kepada pengguna jasa,” Ujar Wara Djatmika,
Manajer Pemasaran Terminal Teluk Lamong.
Dermaga Terminal Teluk Lamong dilengkapi dengan 5 STS (Ship
to Shore Crane) untuk pelayanan petikemas domestik dan internasional. STS
internasional berkemampuan twin lift sehingga mampu mengangkat
petikemas 2 x 20 feet secara bersamaan. Juga dilengkapi dengan GSU (Grab Ship
Unloader) untuk kegiatan curah kering (food and feed grain) dan
fasilitas conveyor dan silo penyimpanan yang saat ini sedang dalam
proses penyelesaian. Lapangan penumpukan Terminal Teluk Lamong
semi-automatic CY karena menggunakan Automated Stacking
Crane (ASC) yang mempunyai kecepatan 270m/menit tanpa bantuan manusia.
Sandarnya MV Patriakos merupakan sebuah pembuktian bagi
Pelindo III bahwa Terminal Teluk Lamong sebagai pelabuhan baru mampu
mempercepat proses bongkar muat dan memperlancar pengiriman logistik di
Indonesia. Kapal besar tidak perlu sandar di Singapura karena kini Indonesia
memiliki terminal bertaraf internasional yang mampu melayani dengan cepat,
tepat dan aman. “Kini banyak kapal internasional lebih menyukai sandar dan
melakukan aktivitas bongkar muat di Terminal Teluk Lamong karena sudah
menerapkan online sistem dan otomatisasi alat sehingga tidak ada sentuhan
layanan,” pungkas Wara Djatmika.
Tentang Terminal Teluk Lamong :
PT Terminal Teluk Lamong adalah anak perusahaan milik PT
Pelabuhan Indonesia III (Persero) yang dibangun sebagai pengembangan dari
Pelabuhan Tanjung Perak. Dilengkapi dengan peralatan semi-otomatis berbasis
ramah lingkungan, PT Terminal Teluk Lamong dijadikan sebagai solusi terbaik
untuk memcah kepadatan dan mempercepat proses penyebaran arus barang khususnya
dari dan ke wilayah Kawasan Timur Indonesia.
PT Terminal Teluk Lamong melayani jasa bongkar muat peti
kemas dan curah kering. Dengan tersedianya peralatan modern, Terminal Teluk
lamong mampu menggerakkan serta mendorong perekonomian di Indonesia. (hdi)