Sambas, eMaritim.Com,-Posisi
menara mercusuar Tanjung Datu di Kelurahan Temanjuk Kecamatan Paloh,
Kabupaten Sambas - sekitar 100 kilometer atau perjalanan darat 14 jam
dari kota Pontianak Kalimantan Barat -sangat strategis karena posisinya
langsung bersebelahan dengan mercusuar Malaysia. Selain letaknya berada
di ujung Kalimantan, posisinya pun langsung berhadapan dengan perbatasan
Malaysia timur khususnya wilayah Sarawak.
Mengingat
posisinya yang strategis tersebut, selama ini, Kementerian Perhubungan
senantiasa memberikan perhatian cukup besar terhadap keberadaan menara
ini. Perhatian terutama dititikberatkan kepada fasilitas kapasitas
lampu, dan pembangunan fisik menara dan kawasan secara keseluruhan.
Hal lain yang diberi perhatian adalah fasilitas penunjang, dan kesiapan personil penjaga mercusuar.
Demikian
dikatakan Kasie Logistik Navigasi Ditjen Perhubungan Laut Cabang
Pontianak Nursekha, Komandan Pos Angkatan Laut (Dan Pos AL) Letnan Satu
Pelaut Suswanto serta sejumlah penjaga mercusuar Tanjung Datu
diantaranya Sibarat dan Muslihadi saat ditemui Tim Redaksi Pemberitaan
www.dephub.go.id, belum lama ini.
Menurut
Nursekha, untuk fasilitas penunjang, mekanisme kerja, dan kesiapan
petugas jaga mercusuar, pihaknya berupaya melakukan koordinasi
semaksimal mungkin. Selain mengacu kepada standar operasional, pihaknya
juga berusaha agar sistem kerja di menara mercusuar Tanjung Datu
berjalan sebaik mungkin. Upaya itu antara lain menyangkut shift
pergantian petugas jaga, pelaporan, fasilitas penunjang termasuk
kesejahteraan para petugas jaga.
"Secara
rutin kita selalu melakukan koordinasi melalui radio. Sesuai
prosedur,koordinasi dilakukan dengan koordinator jaga," katanya.
Dengan
dukungan Kementerian Perhubungan, lanjut dia, Kantor Navigasi Pontianak
pun sudah meningkatkan fasilitas teknik seperti kapasitas lampu dan
mesin sumber listrik.
Menurut
Nursekha, keberadaan menara mercusuar Tanjung Datu memang memiliki
beberapa "keunikan", selain letaknya yang berbatasan langsung dengan
perbatasan Malaysia, posisinya yang di ujung dan diantara pertemuan
Laut Kalimantan dan Laut Natuna menyebabkan posisi menara mercusuar
Tanjung Datuk sulit dicapai.
''Untuk mencapai menara mercusuar Tanjung
Datu harus menunggu cuaca baik, tidak bisa sembarangan pergi ke tempat
tersebut. Karena kalau ombak laut lagi kencang, tinggi ombak bisa di
atas 4 meter. Sudah begitu lokasi menara juga seperti berada di palung,
sehingga kalau cuaca buruk, berbahaya," katanya.
"Sedangkan
bila ditempuh jalan kaki, menara suar Tanjung Datuk harus ditempuh
sekitar 6 bahkan 7 jam, naik jalan setapak melewati sejumlah gunung,''
jelas Nursekha.
Kondisi ini
menyebabkan sering terganggunya pengiriman logistik ke Tanjung Datu.
Selain itu, beratnya transportasi ke sana, (Tanjung Datu, red) sering
mengakibatkan terganggunya pergantian shift pegawai.
Walaupun
demikian, lanjut Nur, hingga saat ini program kerja di menara mercusuar
Tanjung Datu tetap lancar sesuai prosedur tetap.
Hal
itu dibenarkan oleh Dan PosAL Rusmanto yang kini mengemban jabatan
komandan di kawasan Tanjung Datuk.
"Cuaca baik biasanya mulai
pertengahan Maret hingga Agustus. Di bulan-bulan itu, speedboat atau
perahu mesin bisa merapat ke titik koordinat tempat mercu suar Tanjung
Datu,'' kata dia.
Karena posisinya di perbatasan, di kawasan menara
Tanjung Datu terdapat pos militer TNI dan pos Bakor Kamla, bahkan
rencananya tahun ini di daerah Temnajuk Paloh akan segera dibangun
pangkalan militer.
Beratnya
perjalanan menuju menara mercusuar Tanjung Datu juga disampaikan oleh
sejumlah penjaga antara lain Sibarat yang sudah bertugas selama 25 tahun
di menara tersebut. Menurut dia, posisi menara yang berada di pinggir
lautan membuat ombak selalu besar, bahkan di musim cuaca buruk, ombak
bisa di atas 4 meter bahkan lebih.
"Sudah begitu, tepi lahan menara itu
kayaknya palung lautan, sehingga ombaknya ganas sekali, betul-betul
rawan,'' kata Sibarat.
Karena
transportasi yang sulit tersebut, diakui oleh Sibarat, pergantian
personil atau aplus pegawai kadang terkendala cuaca. Karena bila cuaca
buruk, perahu atau speedboat tidak bisa berlabuh.
Namun
seperti dikemukakan Kasie Logistik Kantor Navigasi Pontianak Nursekha,
menurut Suswanto dan Sibarat, kegiatan kerja di Tanjung Datu tetap
berjalan lancar, bahkan saat ini, peran dan kontribusinya lebih baik
dibanding beberapa waktu lalu. (lasman simanjuntak)