Jakarta,eMaritim.Com,-Presiden Joko Widodo dalam lawatannya ke Jepang dan
China akan menawarkan peluang investasi membangun 24 pelabuhan yang
menjadi pilar proyek infrastruktur tol laut.
"Kami ingin memercepat
penerapan poros maritim," kata Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Bappenas Andrinof Chaniago di Jakarta, Senin (23/3/2015).
Hingga saat ini pemerintah masih menunggu minat serius investor untuk
berpartisipasi dalam proyek maritim itu. Secara total investasi
menghabiskan Rp 700 triliun, termasuk belanja pengadaan kapal.
Selain tol laut, kata Andrinof, Presiden juga akan menawarkan investasi proyek infrastruktur jalan raya dan pembangkit listrik. Andrinof tidak menampik keberangkatan Jokowi ke China juga karena misi serupa negara Tirai Bambu itu yang ingin membangun Jalur Sutera, sebuah jalur konektivitas tata niaga dari berbagai wilayah di Asia ke Eropa dan Afrika.
"Kami ingin lihat dulu apa dari Jepang dan China," ujarnya.
Kebutuhan investasi tol laut yang diperkirakan Rp 700 triliun untuk jangka waktu lima tahun akan diupayakan dari investasi pemerintah, BUMN dan BUMD serta swasta.
Berdasarkan catatan Bappenas mengenai konsep awal tol laut, sebanyak 24 pelabuhan itu akan dibagi menjadi pelabuhan hub, pelabuhan utama, dan pelabuhan pengumpul yang mampu mendistribusikan barang ke kota-kota kecil.
Sebanyak 24 pelabuhan itu adalah Pelabuhan Banda Aceh, Pelabuhan Belawan, Pelabuhan Pangkal Pinang, Pelabuhan Kuala Tanjung, Pelabuhan Dumai, Pelabuhan Panjang, Pelabuhan Batam, dan Pelabuhan Padang.
Kemudian Pelabuhan Tanjung Priok, Pelabuhan Cilacap, Pelabuhan Tanjung Perak, Pelabuhan Lombok, Pelabuhan Kupang, Pelabuhan Banjarmasin, Pelabuhan Pontianak, Pelabuhan Palangka Raya, Pelabuhan Maloy, dan Pelabuhan Bitung.
Selanjutnya Pelabuhan Makassar, Pelabuhan Ambon, Pelabuhan Halmahera, Pelabuhan Sorong, Pelabuhan Jayapura, dan Pelabuhan Merauke. Selain sarana fisik 24 pelabuhan strategis, pemerintah juga berencana membangun infrastruktur penunjang tol laut, short sea shipping, fasilitas kargo dan kapal, pengembangan pelabuhan komersial, dan pembangunan transportasi multimoda.(siman/juntak/pulo)
Selain tol laut, kata Andrinof, Presiden juga akan menawarkan investasi proyek infrastruktur jalan raya dan pembangkit listrik. Andrinof tidak menampik keberangkatan Jokowi ke China juga karena misi serupa negara Tirai Bambu itu yang ingin membangun Jalur Sutera, sebuah jalur konektivitas tata niaga dari berbagai wilayah di Asia ke Eropa dan Afrika.
"Kami ingin lihat dulu apa dari Jepang dan China," ujarnya.
Kebutuhan investasi tol laut yang diperkirakan Rp 700 triliun untuk jangka waktu lima tahun akan diupayakan dari investasi pemerintah, BUMN dan BUMD serta swasta.
Berdasarkan catatan Bappenas mengenai konsep awal tol laut, sebanyak 24 pelabuhan itu akan dibagi menjadi pelabuhan hub, pelabuhan utama, dan pelabuhan pengumpul yang mampu mendistribusikan barang ke kota-kota kecil.
Sebanyak 24 pelabuhan itu adalah Pelabuhan Banda Aceh, Pelabuhan Belawan, Pelabuhan Pangkal Pinang, Pelabuhan Kuala Tanjung, Pelabuhan Dumai, Pelabuhan Panjang, Pelabuhan Batam, dan Pelabuhan Padang.
Kemudian Pelabuhan Tanjung Priok, Pelabuhan Cilacap, Pelabuhan Tanjung Perak, Pelabuhan Lombok, Pelabuhan Kupang, Pelabuhan Banjarmasin, Pelabuhan Pontianak, Pelabuhan Palangka Raya, Pelabuhan Maloy, dan Pelabuhan Bitung.
Selanjutnya Pelabuhan Makassar, Pelabuhan Ambon, Pelabuhan Halmahera, Pelabuhan Sorong, Pelabuhan Jayapura, dan Pelabuhan Merauke. Selain sarana fisik 24 pelabuhan strategis, pemerintah juga berencana membangun infrastruktur penunjang tol laut, short sea shipping, fasilitas kargo dan kapal, pengembangan pelabuhan komersial, dan pembangunan transportasi multimoda.(siman/juntak/pulo)
sumber berita :antara/harian nasional/www.inaport1.co.id