Sungai Batang Hari berlekuk-lekuk sehingga panjang sungai diperkirakan hampir 500 kilometer terbentang mulai dari hulu di Provinsi Sumatera Barat hingga Provinsi Jambi Hilir. (Foto :Istimewa/Pulo Lasman Simanjuntak/eMaritim.Com)
Jambi,eMaritim.Com,-Sungai Batang Hari di Provinsi Jambi merupakan sungai utama yang membawa komoditas perdagangan ke Pantai Timur seperti Batang Kuantan di Indragiri. Kapal laut sebagai transportasi laut dan sungai (pelayaran tradisional-red) merupakan sarana perhubungan antar daerahyang memungkinkan mengangkut banyak komoditas provinsi "melayu" ini.
Wartawan Emaritim.Com yang melakukan kunjungan jurnalistik ke Provinsi Jambi, Rabu-Kamis (10/2/2015- 12/2/2015) memperoleh keterangan dari berbagai sumber bahwa Sungai Batang Hari, Provinsi Jambi (atau Sungai Hari) adalah sungai terpanjang di Pulau Sumatera sekitar 800 km.
Mata airnya berasal dari Gunung Rasan (2585 m), dan yang menjadi hulu dari Batang Hari ini adalah sampai kepada Danau Diatas, yang sekarang masuk kepada wilayah Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat, dan mengalir ke selatan sampai ke daerah Sungai Pagu, sebelum berbelok ke arah timur.
Aliran dari sungai ini melalui beberapa daerah yang ada di Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Jambi, seperti Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Bungo, Kabupaten Tebo, Kabupaten Batang Hari, Kota Jambi, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, sebelum lepas ke perairan timur sumatera dekat Muara Sabak.
Pada Batang Hari ini ada banyak sungai lain yang bermuara padanya diantaranya Batang Sangir, Batang Merangin, Batang Tebo, Batang Tembesi, dan lain sebagainya. Sistem aliran sungai ini membawa banyak deposit emas, sehingga muncul nama legendaris Swarnadwipa ("pulau emas") yang diberikan dalam bahasa Sanskerta bagi Pulau Sumatera.
Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Hari merupakan DAS terbesar kedua di Indonesia, mencakup luas areal tangkapan (catchment area) ± 4.9 juta Ha. Sekitar 76 % DAS Batang Hari berada pada provinsi Jambi, sisanya berada pada provinsi Sumatera Barat.
Adanya aktivitas pertambangan dan kegiatan pengusahaan (eksploitasi) hutan yang dilakukan secara mekanis sepanjang aliran sungai, telah berdampak terhadap berubahnya alur sungai, erosi di tepian sungai, pendangkalan atau sedimentasi yang tinggi di sepanjang aliran DAS Batang Hari terutama sebelah hilir. Perubahan alur dan arah arus Batang Hari ini mengakibatkan air sungai dengan cepat naik pada saat musim hujan datang, sebaliknya cepat surut saat musim kemarau.
Hal ini juga diperburuk dengan meningkatnya populasi penduduk terutama pada daerah transmigrasi sedikit banyaknya akan membebani wilah DAS Batang Hari itu sendiri.
Sebagian areal DAS Batang Hari berada di dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) yaitu mencakup 234.000 Ha, dan di zona tengah terdapat Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD) seluas 60.500 Ha.
Catatan sejarah juga mencatat bahwa pada Batang Hari inilah, pernah muncul suatu Kerajaan Melayu yang cukup disegani, yang kekuasaannya meliputi Pulau Sumatera sampai ke Semenanjung Malaya. Dan juga dahulunya sejak abad ke-7 sehiliran Batang Hari ini sudah menjadi titik perdagangan penting bagi beberapa kerajaan yang pernah muncul di pulau Sumatera seperti Sriwijaya dan Dharmasraya.(pulo lasman simanjuntak)
Jambi,eMaritim.Com,-Sungai Batang Hari di Provinsi Jambi merupakan sungai utama yang membawa komoditas perdagangan ke Pantai Timur seperti Batang Kuantan di Indragiri. Kapal laut sebagai transportasi laut dan sungai (pelayaran tradisional-red) merupakan sarana perhubungan antar daerahyang memungkinkan mengangkut banyak komoditas provinsi "melayu" ini.
Wartawan Emaritim.Com yang melakukan kunjungan jurnalistik ke Provinsi Jambi, Rabu-Kamis (10/2/2015- 12/2/2015) memperoleh keterangan dari berbagai sumber bahwa Sungai Batang Hari, Provinsi Jambi (atau Sungai Hari) adalah sungai terpanjang di Pulau Sumatera sekitar 800 km.
Mata airnya berasal dari Gunung Rasan (2585 m), dan yang menjadi hulu dari Batang Hari ini adalah sampai kepada Danau Diatas, yang sekarang masuk kepada wilayah Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat, dan mengalir ke selatan sampai ke daerah Sungai Pagu, sebelum berbelok ke arah timur.
Aliran dari sungai ini melalui beberapa daerah yang ada di Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Jambi, seperti Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Bungo, Kabupaten Tebo, Kabupaten Batang Hari, Kota Jambi, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, sebelum lepas ke perairan timur sumatera dekat Muara Sabak.
Pada Batang Hari ini ada banyak sungai lain yang bermuara padanya diantaranya Batang Sangir, Batang Merangin, Batang Tebo, Batang Tembesi, dan lain sebagainya. Sistem aliran sungai ini membawa banyak deposit emas, sehingga muncul nama legendaris Swarnadwipa ("pulau emas") yang diberikan dalam bahasa Sanskerta bagi Pulau Sumatera.
Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Hari merupakan DAS terbesar kedua di Indonesia, mencakup luas areal tangkapan (catchment area) ± 4.9 juta Ha. Sekitar 76 % DAS Batang Hari berada pada provinsi Jambi, sisanya berada pada provinsi Sumatera Barat.
Adanya aktivitas pertambangan dan kegiatan pengusahaan (eksploitasi) hutan yang dilakukan secara mekanis sepanjang aliran sungai, telah berdampak terhadap berubahnya alur sungai, erosi di tepian sungai, pendangkalan atau sedimentasi yang tinggi di sepanjang aliran DAS Batang Hari terutama sebelah hilir. Perubahan alur dan arah arus Batang Hari ini mengakibatkan air sungai dengan cepat naik pada saat musim hujan datang, sebaliknya cepat surut saat musim kemarau.
Hal ini juga diperburuk dengan meningkatnya populasi penduduk terutama pada daerah transmigrasi sedikit banyaknya akan membebani wilah DAS Batang Hari itu sendiri.
Sebagian areal DAS Batang Hari berada di dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) yaitu mencakup 234.000 Ha, dan di zona tengah terdapat Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD) seluas 60.500 Ha.
Batang Hari, merupakan aliran sungai yang mulai dari hulu sampai ke muaranya banyak menyimpan catatan sejarah, terutama yang berkaitan dengan peradaban Melayu.
Catatan sejarah juga mencatat bahwa pada Batang Hari inilah, pernah muncul suatu Kerajaan Melayu yang cukup disegani, yang kekuasaannya meliputi Pulau Sumatera sampai ke Semenanjung Malaya. Dan juga dahulunya sejak abad ke-7 sehiliran Batang Hari ini sudah menjadi titik perdagangan penting bagi beberapa kerajaan yang pernah muncul di pulau Sumatera seperti Sriwijaya dan Dharmasraya.(pulo lasman simanjuntak)