Pantai Pradiso bagian dari Teluk Kupang, di Kecamatan Osapa Barat, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang memiliki kedalaman laut mulai 25 meter sampai 200 meter. Foto diambil Rabu siang (5/2/2015). (Foto : Pulo Lasman Simanjuntak/eMaritim.Com)
Kupang, NTT, eMaritim.Com,-"Selama ini bila nelayan tak punya saudara maupun keluarga di Kantor Kelautan dan Perikanan Pemda NTT, atau saudara di Kantor DPRD , jangan harap bisa mendapat bantuan dari pemerintah pusat. Bila ada bantuan berupa perahu dan mesin kapal untuk nelayan dari pemerintah pusat selalu jatuh ke tangan oknum-oknum yang justru bukan nelayan, " tutur Usman Acha, nelayan dari Teluk Kupang, Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur(NTT) kepada wartawan eMaritim.Com, Pulo Lasman Simanjuntak, yang menemuinya di pinggir Pantai Pradiso, Kecamatan Osapabarri, Kabupaten kupang, NTT, Rabu siang (5/2/2015).
Diceritakannya lagi, saat ini dirinya selaku nelayan sangat membutuhakn sebuah perahu (kapal kecil) 5 gross ton (GT) untuk melaut dan memancing ikan. Dengan perahu 5 GT bisa menampung muata ikan sebanyak 2 ton.
"Nelayan membutuhkan kredit lunak kapal minimal berbobot 5 gross ton untuk berlayar mencari ikan di lepas lautan," katanya lagi.
Usman Acha- mengaku kalau melaut sampai ke perairan Sulawesi Selatan dan Papua- menjelaskan kapal yang ada saat ini kebanyakan nelayan pesisir pantai Pradiso atau Teluk Kupang menggunakan perahu apung yang rentan tenggelam oleh terjangan ombak.
"Jenis kapal 5 gross ton itu standar layak melaut bahkan bisa antar pulau. Kita butuh bantuan pemerintah," ujar Usman Acha, bapak tiga anak, yang hanya lulus bangku sekolah SMP ini.
Mengapa Usma Acha selaku nelayan butuh kapal 5 GT. Hal ini dikarenakan harga kapal dengan ukuran tersebut cukup mahal. Misalnya 15 PK Rp 15 juta atau Rp 45 juta/ satu kapal ukuran 5 GT.Bahkan di pasaran harganya bisa mencapai Rp 75 juta."Kapal ini cukup bagus untuk berlayar di Laut Timor dengan kedalaman 25 meter sampai 200 meter,"selanya.
Kepada Presiden Bapak Jokowi dan Menteri Kelautan dan Perikanan Ibu Susi Pudjiastuti, Usman Acha-pelaut dari Suku Bajo Buton Sulawesi Selatan- benar-benar mengharapkan adanya bantuan perahu dan kapal dapat bentuk kredit modal murah untuk para nelayan di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
"Saya sudah sering menyerahkan proposal untuk bantuan kredit modal perahu dan kapal ini.Sudah capek bikin proposal, tetapi tidak pernah tembus. Mungkin harus proposal dari emas ya he...he......Bantuan untuk nelayan jangan dipersulit.Bantuan dari pusat sering tak sampai,Mau para pejabat dari pusat blusukan ke daerah-daerah untuk melihat apakah bantuan dari pusat benar-benar sampai kepada para nelayan. Saya terpaksa pinjam modal dari rentenir dengan bunga sampai 20 persen, jadi kalau Rp 1juta per bulan Rp 200 ribu. Saya butuh perahu, mesin, dan jaring," tegasnya.
Ia bercerita lagi sampai awal Februari 2015 cuaca laut masih ekstrim, dengan tinggi gelombang mencapai 3-5 meter. Namun, pertengahan Februari ini cuaca sudah mulai membaik. Menurut Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).Untuk hasil tangkapan ikan semasa musim ekstrim hanya mampu satu nelayan 5-10 ember ikan.
"Cuaca membaik satu kapala 5 gross ton bisa membawa 50-100 tangkapan ikan seperti Kerapu Merah, Ikan Tongkol, Ikan Tembang, Gurame dan lainnya," ucapnya. (PLS)
Kupang, NTT, eMaritim.Com,-"Selama ini bila nelayan tak punya saudara maupun keluarga di Kantor Kelautan dan Perikanan Pemda NTT, atau saudara di Kantor DPRD , jangan harap bisa mendapat bantuan dari pemerintah pusat. Bila ada bantuan berupa perahu dan mesin kapal untuk nelayan dari pemerintah pusat selalu jatuh ke tangan oknum-oknum yang justru bukan nelayan, " tutur Usman Acha, nelayan dari Teluk Kupang, Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur(NTT) kepada wartawan eMaritim.Com, Pulo Lasman Simanjuntak, yang menemuinya di pinggir Pantai Pradiso, Kecamatan Osapabarri, Kabupaten kupang, NTT, Rabu siang (5/2/2015).
Diceritakannya lagi, saat ini dirinya selaku nelayan sangat membutuhakn sebuah perahu (kapal kecil) 5 gross ton (GT) untuk melaut dan memancing ikan. Dengan perahu 5 GT bisa menampung muata ikan sebanyak 2 ton.
"Nelayan membutuhkan kredit lunak kapal minimal berbobot 5 gross ton untuk berlayar mencari ikan di lepas lautan," katanya lagi.
Usman Acha- mengaku kalau melaut sampai ke perairan Sulawesi Selatan dan Papua- menjelaskan kapal yang ada saat ini kebanyakan nelayan pesisir pantai Pradiso atau Teluk Kupang menggunakan perahu apung yang rentan tenggelam oleh terjangan ombak.
"Jenis kapal 5 gross ton itu standar layak melaut bahkan bisa antar pulau. Kita butuh bantuan pemerintah," ujar Usman Acha, bapak tiga anak, yang hanya lulus bangku sekolah SMP ini.
Mengapa Usma Acha selaku nelayan butuh kapal 5 GT. Hal ini dikarenakan harga kapal dengan ukuran tersebut cukup mahal. Misalnya 15 PK Rp 15 juta atau Rp 45 juta/ satu kapal ukuran 5 GT.Bahkan di pasaran harganya bisa mencapai Rp 75 juta."Kapal ini cukup bagus untuk berlayar di Laut Timor dengan kedalaman 25 meter sampai 200 meter,"selanya.
Kepada Presiden Bapak Jokowi dan Menteri Kelautan dan Perikanan Ibu Susi Pudjiastuti, Usman Acha-pelaut dari Suku Bajo Buton Sulawesi Selatan- benar-benar mengharapkan adanya bantuan perahu dan kapal dapat bentuk kredit modal murah untuk para nelayan di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
"Saya sudah sering menyerahkan proposal untuk bantuan kredit modal perahu dan kapal ini.Sudah capek bikin proposal, tetapi tidak pernah tembus. Mungkin harus proposal dari emas ya he...he......Bantuan untuk nelayan jangan dipersulit.Bantuan dari pusat sering tak sampai,Mau para pejabat dari pusat blusukan ke daerah-daerah untuk melihat apakah bantuan dari pusat benar-benar sampai kepada para nelayan. Saya terpaksa pinjam modal dari rentenir dengan bunga sampai 20 persen, jadi kalau Rp 1juta per bulan Rp 200 ribu. Saya butuh perahu, mesin, dan jaring," tegasnya.
Ia bercerita lagi sampai awal Februari 2015 cuaca laut masih ekstrim, dengan tinggi gelombang mencapai 3-5 meter. Namun, pertengahan Februari ini cuaca sudah mulai membaik. Menurut Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).Untuk hasil tangkapan ikan semasa musim ekstrim hanya mampu satu nelayan 5-10 ember ikan.
"Cuaca membaik satu kapala 5 gross ton bisa membawa 50-100 tangkapan ikan seperti Kerapu Merah, Ikan Tongkol, Ikan Tembang, Gurame dan lainnya," ucapnya. (PLS)