Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pujiastuti (Foto: Istimewa/Sonny Listyanto/eMaritim.Com)
Jakarta,eMaritim.Com ,Luasnya wilayah perairan Indonesia dengan kekayaan sumber daya kelautan dan perikanan yang besar menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara pemasok produk perikanan terbesar dunia.
Jakarta,eMaritim.Com ,Luasnya wilayah perairan Indonesia dengan kekayaan sumber daya kelautan dan perikanan yang besar menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara pemasok produk perikanan terbesar dunia.
“Kontribusi
Indonesia dalam memasok kebutuhan produk perikanan dunia diketahui mencapai 30
persen,” ujar Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dalam siaran pers (press release)
yang diterima wartawan eMaritim.Com di Jakarta, Sabtu (7/2/2015).
Namun
menurut Susi, peran strategis laut Indonesia sebagai pemasok produk perikanan
terbesar dunia semakin terancam akibat maraknya praktek Illegal, Unreported
dan Unregulated (IUU) Fishing. Banyaknya praktek penangkapan ikan
ilegal dan merusak menyebabkan berkurangnya jumlah populasi ikan di wilayah
perairan Indonesia.
“Hal
itu berdampak pada menurunnya jumlah ikan hasil tangkapan nelayan dan daerah
penangkapan yang semakin meluas ke laut lepas. Akibat sulitnya mendapatkan
ikan, banyak nelayan tradisional yang beralih menggunakan alat tangkap yang
tidak ramah lingkungan seperti pukat dan cantrang.” kataMenteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dalam acara gala
dinner bersama Komisi Uni Eropa dan peserta seminar EU (European
Union) Hygiene Regulations for Fisheries Product Imported to EU di
Discovery Kartika Plaza Hotel, Denpasar, Bali pada Selasa lalu (3/2/2015).
Selain
itu, fakta Indonesia hanya sebagai pengekspor kelima di Asia dinilai sangat
ironis. Pasalnya, selain potensi dan luas laut terbesar di Asia, Indonesia juga
memiliki panjang pantai kedua terbesar di dunia.
Perairan Indonesia juga
menjadi habitat atau fishing ground berbagai jenis ikan ekonomis penting
termasuk tuna. Diperkirakan 30 persen produksi tuna dunia berasal dari perairan
Indonesia. Namun semua itu tidak menjadikan Indonesia bisa berjaya sebagai
negara maritim.
“Seharusnya
Indonesia sudah bisa menjadi negara yang maju karena kekayaan maritimnya”, kata
Susi.
Susi Pudjiastuti
menjelaskan, kerugian negara di bidang kemaritiman sebagian besar disebabkan
oleh hilangnya potensi hasil tangkapan akibat pencurian ikan. Nilainya cukup
fantastis, mencapai Rp 300 Triliun per tahun. Maka sudah saatnya, pengelolaan
sumber daya kelautan dan perikanan perlu dilakukan secara lestari dan
keberlanjutan.
“Bapak
Presiden (Joko Widodo) ingin menjadikan laut sebagai sumber perekonomian dan
kedaulatan bangsa. Tidak hanya untuk lima tahun, tapi 10 tahun dan seterusnya
untuk generasi yang akan datang”, tambah Susi.(sonny listyanto)