Bantu Pencarian Air Asia QZ 8501, Kemenhub Kerahkan 11 Kapal
Jakarta,eMaritim.Com,-Sejak hari kedua hilangnya kontak Air Asia QZ 8501, Kemenhub telah
mengerahkan sebelas kapal untuk mencari serpihan pesawat /black box
serta mengangkut peralatan dan tim yang melakukan pencarian di perairan
Selat Karimata, Belitung Timur.
“Kapal tersebut terdiri dari 7 kapal
navigasi dan 4 kapal Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP).
Kapal-kapal tersebut bertugas sesuai perintah dari BASARNAS selaku
koordinator ,” demikian disampaikan Dirjen Perhubungan Laut Bobby
Mamahit, di Jakarta, Selasa (6/1/2015).
Kesebelas
kapal tersebut adalah KN Trisula (Pangkalan PLP Tanjung Priok), KN
Alugra (Pangkalan PLP Tanjung Priok), KN Sarotama (Pangkalan PLP Tanjung
Uban), KN Chundamani (Pangkalan PLP Tanjung Perak), KN Alnilam (Disnav
Kelas III Pontianak), KN Mitra Utama (Disnav Kelas I Tanjung Priok), KN
Jadayat (Disnav Kelas I Tanjung Pinang), KN Andromeda (Disnav kelas I
Palembang), KN Bima Sakti Utama (disnav Kelas I Surabaya), KN Mithuna
Disnav Kelas I Samarinda), dan KN Arcturus (Disnav kelas I Belawan).
Upaya pencarian pesawat Air Asia QZ 8501 dibawah koordinasi BASARNAS
serta bekerjasama dengan KNKT dan tim ahli dari Maritime and Port
Authority (MPA) Singapura. Bobby menambahkan, BPPT juga mengerahkan
Kapal Baruna Jaya untuk pencarian pesawat.
Bobby
mengatakan Kemenhub telah menggunakan peralatan untuk mencari kotak
hitam diantaranya "scanner sonar", "pinger locator", "multi beam echo
sounder", dan "remotely operated vehicle".
Bobby menyatakan kendala
terbesar dalam pencarian badan pesawat dan black box di lapangan adalah
cuaca yang buruk. “Kedalaman di laut tersebut tidak terlalu dalam
sekitar 50 m. Apabila cuaca mendukung bisa diketahui posisinya. Kami
berharap cuaca membaik untuk memudahkan pencarian, “lanjutnya.
Sebagai
informasi, Kemenhub juga melakukan pemantauan langsung proses pencarian
korban dan pesawat AirAsia dari Marine Command Center (MCC) yang berada
di lantai 4 Gedung Karsa, Kementerian Perhubungan. Marine Command
Centre merupakan pusat kendali operasi di Kementerian Perhubungan yang
dapat memantau langsung pergerakan kapal.
MCC menggunakan berbagai
teknologi modern termasuk memanfaatkan satelit. Teknologi yang digunakan
antara lain LRIT (Long Range Identification Tracking System), Ship
Reporting System, Marine Electronic Highway (MEH), dan Vessel Traffic
Service (VTS). Dengan teknologi tersebut dapat diketahui pergerakan
kapal-kapal di lokasi jatuhnya pesawat AirAsia secarariil time.(www.dephub.go.id/Mardiansyah)