Balikpapan 14 April 2018.
Catatan Ketua Umum IFMA 2016
Capt. Suarniati M.A., M.Mar
Berbicara tentang pelaut wanita mungkin banyak pihak yang belum tahu, bahwa pertumbuhan jumlah pelaut wanita Indonesia saat ini semakin besar, minat masyarakat terhadap pendidikan pelayaran dan menjadi pelaut semakin meningkat tidak terkecuali dari kaum hawa.
Per 15 Agustus 2017 jumlah pelaut wanita dalam berbagai jabatan dan tingkat Ijazah, aktif dan non aktif berlayar sebanyak 8.141 pelaut.(data base Ditjen Hubla).
Organisasi pelaut wanita IFMA (Indonesian Female Mariner) 2016 telah keliling Indonesia untuk melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah dan akademi-akademi pelayaran baik swasta maupun negeri untuk mempersatukan seluruh pelaut wanita Indonesia dalam sebuah wadah Organisasi dengan tujuan untuk berjuang bersama atas sebuah perubahan nasib pelaut wanita Indonesia, demi kesejahteraan, kualitas hidup, dan membuka kesempatan kerja dengan menunjukkan kemampuan pelaut wanita Indonesia.
Sejarah mencatat ketangguhan Laksamana Malahayati, seorang wanita yang menjadi pejuang dijamannya dan mendapatkan julukan LAKSAMANA WANITA PERTAMA DIDUNIA yang memimpin 2000 pasukan inong balee (janda) di Aceh. Bicara tentang kemampuan pelaut wanita Indonesia, siapa yang tidak tahu sosok DR. Capt. E Kartini.MM. M.Mar. Nakhoda wanita pertama Indonesia yang sekarang menjadi Ketua dewan pengawas IFMA 2016.
Di IFMA 2016 berkumpul para pelaut wanita yang memiliki kemampuan yang hebat, seperti nakhoda wanita pertama dibenua Amerika, ada nakhoda wanita di kapal-kapal AHTS, ada master mariner engineer sanita pertama dalam dunia pelayaran dan masih banyak yang lain
IFMA 2016 juga aktif berperan dalam perbaikan peraturan mengenai peran wanita dibidang pelayaran, dengan melakukan audiensi ke Kementerian dan Institusi terkait seperti KPI, Mahkamah Pelayaran, INSA, Kemenaker-PHI, Kementerian Pemberdayaan Perempuan, Kemendiknas, Kemenristek-Dikti dalam kegiatan workshop, Kemenhub-Deperla.
Perjuangan tersebut membuahkan hasil dengan dikeluarkannnya Surat Edaran oleh DIRJEN-HUBLA dengan No. Um.003/80/9/DJPL-1 (TentangPemenuhan/Pemberian Hak-hak Pelaut Perempuan) dan Surat Edaran DITKAPEL-HUBLA No. UM.002/89/3/DK-17 (Tentang Pemenuhan/Pemberian Hak-hak Pelaut Perempuan).
Sayangnya di lapangan masih banyak penolakan dan diskriminasi yang diselubungi alasan teknis yang tidak memperdulikan surat edaran HUBLA dalam rangka kesetaraan hak. Alasan-alasan penolakan perusahaan tersebut banyak yang diluar nalar, karena di jenjang sekolah hal tersebut sudah tidak ada lagi.
Di tahun 2018, IFMA 2016 sedang bekerja sama dengan sebuah perusahaan pelayaran untuk mengupayakan sebuah kapal yang diawaki seluruhnya oleh pelaut wanita, untuk menunjukkan bahwa kemampuan pelaut wanita tidaklah dibawah kemampuan pelaut laki-laki.
IFMA 2016 berharap bisa beraudiensi dengan Menteri Perhubungan untuk menyampaikan apa yang belum ketahui tentang kemampuan pelaut wanita, karena hanya IFMA 2016 yang memahami apa permasalahan yang dihadapi oleh pelaut wanita, agar ada solusi pasti mengenai kelanjutan karir mereka.
IFMA 2016 juga sudah menyurati Presiden Republik Indonesia, dan meminta untuk bertemu, tetapi sejauh ini belum mendapat respons.
IFMA 2016 menantang pelaku shipping bisnis yang sampai saat ini masih menutup diri terhadap kemampuan pelaut wanita, untuk diberikan1 kapal dengan GT sebesar apapun, type apapun, trading area kemanapun untuk diawaki dari pelayan sampai nakhoda semuanya pelaut wanita.
IFMA 2016 siap mencetak Malahayati modern yang akan memimpin armada kapal kapal Indonesia berlayar di tujuh samudera. Bravo Pelaut Wanita!!(zah)
Kantor Sekretariat IFMA 2016.
Komp. BPP. Jl. Alur Laut No. 478A RT. 003/ RW. 001
Kel. Rawa badak utara
Kec. Koja-Jakarta Utara
Hp. 0853-5845-7455 dan 0896-8783-3903
Email. ifma100616@gmail.com Email. suarniati82@gmail.com
Catatan Ketua Umum IFMA 2016
Capt. Suarniati M.A., M.Mar
Per 15 Agustus 2017 jumlah pelaut wanita dalam berbagai jabatan dan tingkat Ijazah, aktif dan non aktif berlayar sebanyak 8.141 pelaut.(data base Ditjen Hubla).
Organisasi pelaut wanita IFMA (Indonesian Female Mariner) 2016 telah keliling Indonesia untuk melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah dan akademi-akademi pelayaran baik swasta maupun negeri untuk mempersatukan seluruh pelaut wanita Indonesia dalam sebuah wadah Organisasi dengan tujuan untuk berjuang bersama atas sebuah perubahan nasib pelaut wanita Indonesia, demi kesejahteraan, kualitas hidup, dan membuka kesempatan kerja dengan menunjukkan kemampuan pelaut wanita Indonesia.
Sejarah mencatat ketangguhan Laksamana Malahayati, seorang wanita yang menjadi pejuang dijamannya dan mendapatkan julukan LAKSAMANA WANITA PERTAMA DIDUNIA yang memimpin 2000 pasukan inong balee (janda) di Aceh. Bicara tentang kemampuan pelaut wanita Indonesia, siapa yang tidak tahu sosok DR. Capt. E Kartini.MM. M.Mar. Nakhoda wanita pertama Indonesia yang sekarang menjadi Ketua dewan pengawas IFMA 2016.
Di IFMA 2016 berkumpul para pelaut wanita yang memiliki kemampuan yang hebat, seperti nakhoda wanita pertama dibenua Amerika, ada nakhoda wanita di kapal-kapal AHTS, ada master mariner engineer sanita pertama dalam dunia pelayaran dan masih banyak yang lain
IFMA 2016 juga aktif berperan dalam perbaikan peraturan mengenai peran wanita dibidang pelayaran, dengan melakukan audiensi ke Kementerian dan Institusi terkait seperti KPI, Mahkamah Pelayaran, INSA, Kemenaker-PHI, Kementerian Pemberdayaan Perempuan, Kemendiknas, Kemenristek-Dikti dalam kegiatan workshop, Kemenhub-Deperla.
Perjuangan tersebut membuahkan hasil dengan dikeluarkannnya Surat Edaran oleh DIRJEN-HUBLA dengan No. Um.003/80/9/DJPL-1 (TentangPemenuhan/Pemberian Hak-hak Pelaut Perempuan) dan Surat Edaran DITKAPEL-HUBLA No. UM.002/89/3/DK-17 (Tentang Pemenuhan/Pemberian Hak-hak Pelaut Perempuan).
Sayangnya di lapangan masih banyak penolakan dan diskriminasi yang diselubungi alasan teknis yang tidak memperdulikan surat edaran HUBLA dalam rangka kesetaraan hak. Alasan-alasan penolakan perusahaan tersebut banyak yang diluar nalar, karena di jenjang sekolah hal tersebut sudah tidak ada lagi.
Di tahun 2018, IFMA 2016 sedang bekerja sama dengan sebuah perusahaan pelayaran untuk mengupayakan sebuah kapal yang diawaki seluruhnya oleh pelaut wanita, untuk menunjukkan bahwa kemampuan pelaut wanita tidaklah dibawah kemampuan pelaut laki-laki.
IFMA 2016 berharap bisa beraudiensi dengan Menteri Perhubungan untuk menyampaikan apa yang belum ketahui tentang kemampuan pelaut wanita, karena hanya IFMA 2016 yang memahami apa permasalahan yang dihadapi oleh pelaut wanita, agar ada solusi pasti mengenai kelanjutan karir mereka.
IFMA 2016 juga sudah menyurati Presiden Republik Indonesia, dan meminta untuk bertemu, tetapi sejauh ini belum mendapat respons.
IFMA 2016 menantang pelaku shipping bisnis yang sampai saat ini masih menutup diri terhadap kemampuan pelaut wanita, untuk diberikan1 kapal dengan GT sebesar apapun, type apapun, trading area kemanapun untuk diawaki dari pelayan sampai nakhoda semuanya pelaut wanita.
IFMA 2016 siap mencetak Malahayati modern yang akan memimpin armada kapal kapal Indonesia berlayar di tujuh samudera. Bravo Pelaut Wanita!!(zah)
Kantor Sekretariat IFMA 2016.
Komp. BPP. Jl. Alur Laut No. 478A RT. 003/ RW. 001
Kel. Rawa badak utara
Kec. Koja-Jakarta Utara
Hp. 0853-5845-7455 dan 0896-8783-3903
Email. ifma100616@gmail.com Email. suarniati82@gmail.com