![]() |
A. Tony Budiono | Istimewa |
Pria kelahiran Pekalongan, 13 Juli
1958 ini merupakan pejabat karier di Kementerian Perhubungan. Tonny mengawali
tugas di kementerian yang saat ini dipimpin oleh Budi Karya Sumadi ini sejak
menjabat sebagai Staf Direktorat Navigasi (Ditnav) pada tahun 1986. Dua tahun
kemudian, ia menjabat sebagai Kepala Seksi Pengamatan Laut.
Pria lulusan Universitas Gajah Mada
Jurusan Teknik Geodesi ini kemudian naik jabatan sebagai Kepala Balai Teknologi
Keselamatan Pelayaran (BTKP) Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan
pada 2002. Lima tahun kemudian atau pada 2007, Tonny dipercaya menjadi Kepala
Sub Direktorat Sarana dan Prasarana Ditjen Hubla Kemenhub.
Pada 2009, ia ditugaskan untuk
menjadi Kepala Distrik Navigasi Surabaya. Tak berselang lama, ia dipindah ke
Samarinda dengan jabatan Kepala Dinas Navigasi. Kiprahnya di sektor navigasi
terus berlanjut pada 2012 saat diangkat menjadi Direktur Kenavigasian
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.
Salah satu prestasi pria yang sudah
lebih dari 30 tahun bekerja di Kementerian Perhubungan saat menjabat sebagai
Direktur Kenavigasian adalah ketika jatuhnya pesawat Air Asia QZ8501 di Selat
Karimata menjelang pada akhir 2014.
Tonny bertindak selaku Koordinator
Tim Operasi SAR di Kapal KN Jadayat berhasil menemukan kotak hitam (black
box) pesawat AirAsia QZ8501. Hal tersebut merupakan pencapaian besar yang
mendapat apresiasi dari berbagai pihak.
Tonny banyak ikut pendidikan dan pelatihan internasional, di
antaranya Hydrographic Survey di Tokyo, Jepang dan Technical Aids to Navigation
di Houston, Amerika Serikat, serta telah mengikuti pendidikan di Lembaga
Pertahanan Nasional (Lemhanas) selama 7,5 bulan. Ia pernah mendapat penghargaan
Satya Lancana Karya Satya 10 Tahun pada 2000 dan Satya Lancana Karya Satya 20
Tahun pada 2007. (*)
Baca juga:
Baca juga: